Puluhan Ojek Baubau Minta Regulasi sebagai Angkutan Alternative di Kota Baubau

Baubau, 17 Maret 2011
Hayati - Radio Lawero

Puluhan ojek mendatangi Kantor Walikota Baubau untuk meminta regulasi atau pengakuan tentang keberadaan ojek sebagai angkutan alternative di kota Baubau. Mereka meminta pengakuan meskipun tidak secara resmi tentang keberadaan ojek terhadap walikota Baubau dan dinas terkait karena selama ini ojek hanya dijadikan harga mati dan menjadi ojek liar tanpa ada payung hukumnya.

Sudah kurang lebih 5 bulan  pada tanggal 12 November 2010 lalu tidak ada kejelasan dari Pemda atas keberadaan ojek, padahal mereka telah menyodorkan raperda dengan harapan paska pertemuan itu pada 5 bulan yang lalu Pemda sudah mengambil sikap namun sampai saat ini belum juga disikapi, sementara itu bentor yang ditolak beroperasi di daerah lain justru di Kota Baubau diizinkan beroperasi.

Para ojek tersebut didampingi oleh Lembaga Bantuan Hukum Baubau mengharapkan agar Dinas Perhubungan Darat segera mengambil sikap dengan menfasilitasi definitif ojek sehingga mereka minimal dapat mengatur komunitasnya sendiri. Mereka juga berharap pada saat Ulang tahun sultra mendatang ojek turut berpartisipasi dengan tumpah ruahnya penumpang saat keramaian perayaan HUT SULTRA mendatang sehingga kemacetan dapat diatasi karena banyaknya ojek liar.

Berhubung Walikota Baubau sedang menggelar raker saat itu maka Kadis Perhubungan dan pejabat terkait yang menangani masalah itu menerima para ojek yang mendatangi kantor walikota untuk berdiskusi selama beberapa menit di tengah terik matahari depan kantor walikota dan menjanjikan untuk berdiskusi dengan walikota Baubau pada hari jum’at besok tanggal 18 Maret 2011.